Rabu, 14 Mei 2008

Bunyaviridae Phlebovirus

Bunyaviridae phlebovirus

(Rift Valley Fever)


Phlebovirus particles

A. DEFINISI

"Bunyaviridae phlebovirus" biasa disebut Rift Valley Fever (RVF) adalah penyakit akut yang disebabkan oleh kuman penyakit. Penyakit ini menyerang manusia dan hewan.


Bunyaviridae phlebovirus

B. SEJARAH

Bunyaviridae phlebovirus, pertama kali ditemukan tahun 1931 di Afrika Timur terutama masa perternakan domba, namun tidak masuk klasifikasi arbovirus seperti flu dengan disertai infeksi pada retina.

Eksperimen mengenai phlebovirus ini dilakukan di sebagian wilayah Sahara-Afrika dan Madagaskar.

C. INFEKSI

Ada tiga cara penyebaran/penularan yang utama dari RVF:

v Penularan lewat kulit,

v Penularan lewat udara, serta

v Penularan lewat nyamuk atau gigitan serangga lainnya.


Contoh penularan lewat gigitan nyamuk

Ae. cumminsii, Ae. circumluteolus, dan Ae. Mcintoshi adalah tiga spesies nyamuk penyebab Bunyaviridae phlebovirus, namun siklus infeksinya belum ditemukan hingga saat ini.

Virus ini juga ditularkan lewat kontak langsung dengan darah, proses sekresi,atau ekskresi dari binatang yang terinfeksi. Karena RVF menyerang ternak, bersinggungan langsung (menyembelih atau sekedar memelihara) ternak yang terinfeksi dapatmembantu proses penularan RVF. Dapat pula disebabkan karena memakan daging ternak yang telah terinfeksi.


Ternak yang terinfeksi

RVF hidup didalam hati dan otak, virus ini mungkin juga menyerang pembuluh darah otak dan menginfeksi neuron dan glia.

inkubasi

  • Masa inkubasi dari VRF berkisar antara 2-6 bulan
  • Gejala. Beberapa pasien tidak menunjukkan adanya gejala, namun beberapa diantaranya mendapat serangan ringan secara mendadak(tiba-tiba) dengan dua tahap pada hati dan ginjal yang tidak berfungsi. Komplikasi yang sering terjadi adalah retinitis dengan scotoma ditengah. 1%-10% penderita biasanya sembuh total. Namun penyakit biasanya muncul(dirasakan) setelah 2-7 hari setelah timbul gejala.
  • Penyakit ini menyerang manusia hanya sebesar 1%, selebihnya menyerang ternak (100%) dan domba yang baru lahir (90%).
  • Dalam beberapa kasus, penyakit ini berubah menjadi kasus yang serius. Gejala disertai penyerangan, myalgias dan radang otak disertai sakit kepala, koma dan serangan tiba-tiba. Gejala lain meliputi : sakit kambuhan, pusing, dan hilangnya berat badan secara ekstrim(anjlog). Dalam kasus ekstrim dijumpai penderita mengalami pendarahan, rusaknya(pecah) pembuluh vaskular yang diikuti syok dan kematian.
  • Kasus hebat dalam RVF dibagi dalam 3 kategori:

· disfungsi hati disertai pendarahan

· infeksi pada retiina dengan penglihatan yang melemah(buruk)

· radang selaput otak.

D. PENGOBATAN

Ribavirin, yang digunakan untuk mengobati demam lassa menunjukkan antivirus yang menjanjikan. Pengobatan yang lain juga menunjukkan hal yang menjanjikan, seperti : interferon, modulator immune dan convalescent-phase plasma. Sekarang ini, tidak ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit ini.

Pengobatan untuk hewan tidak 100% berhasil bagi manusia.

bp3.blogger.com/.../s2UabgCu6mY/s320/virus.jpg

www.ars.usda.gov/is/pr/2007/070216.RVvirus.jpg

phlebovirus

Bagian S dari Rift Valley Fever (RVF) Phlebovirus (Bunyaviridae) membawa determinasi untuk melemahkan dan menyebabkan penyakit pada tikus P. Vialat, A. Billecocq, A. Kohl, and M. Bouloy*

Tidak seperti Rift Valley Fever yang lain, Bunyaviridae, Phlebovirus dipelajari lebih dalam. 13 replikasi virus alami yang melemahkan penyakit, tidak membentuk komposisi filament dari NSs nonstructural protein di dalam nukleid sel yang terinfeksi.

(R. Muller, J. F. Saluzzo, N. Lopez, T. Drier, M. Turell, J. Smith, and M. Bouloy, Am. J. Trop. Med. Hyg. 53:405-411, 1995).

Hal ini tentu saja merusak korelasi dengan bagian Large(L) dalam menghapus kerangka kode NSs di bagian S dari tripartite gen. Disini terlihat adanya pemotongan NSs protein dari 13 replikasi. Pemotongan ini dilakukan dalam sitoplasma, dan didegradasi oleh proteoplasma.

Berdasarkan analisa tersebut, disimpulkan bahwa siklus patogenesis dan highlight NSs famili Bunyaviridae, yang utama adalah bagian S menyebabkan sekaligus melemahkan penyakit, dimungkinkan dengan merusak protein tak terstruktur.

Kamis, 01 Mei 2008

phlebovirus

Phlebovirus adalah salah satu dari lima jenis dari famili Bunyaviridae. Phlebovirus tergolong dalam virus class V dengan karakteristik memiliki rantai negatif gen RNA. Gen-gen tersebut terdiri dari 3 bagian, salah satu dari gen tersebut digunakan dalam strategi pengkodingan ambisense.

* Bagian yang kecil/small (S) kode berfungsi untuk membentuk N protein virus dan protein yang tak terstruktur..

* Bagian yang sedang/medium (M) kode sebagai pelopor glikoprotein virus dan komponen yang tak terstruktur

* Bagian yang besar/large (L) kode merupakan RNA polimerase virus

Genus dari Phlebovirus sekarang ini terdiri dari 68 antigen serotip,namun hanya sedikit dari antigen yang dipelajari. Dari 68 serotip, 8 diantaranya memiliki siklus untuk menginfeksi manusia. Serotip-serotip tersebut adalah :

* Alenquer,

* Candiru,

* Chagres,

* sandfly fever Naples,

* sandfly fever Punta Toro,

* Rift Valley fever, sandfly fever Sicilian dan

* sandfly fever Toscana

Ke-68 serotip ini digoongkan dalam dua golongan, yaitu:

* Phlebotomusà virus-virus demam (golongan debu). Disebarkan melalui debu dan terdiri dari 55 anggota.

* Uukuniemià disebarkan oleh kutu, terdiri dari 13 anggota.

Keduanya menyebabkan gejala yang bertahap,dari demam jangka pendek hingga encephalitis (radang otak) dan demam haemorrhagic yang fatal.